Tukang jeruk atau salak yang naik seperti biasa suka berorasi, berpidato, dan berceramah menjajakan barang dagangannya. Awalnya dengan senum manis memberikan buah dengan cuma-cuma. Namun orang yang mengambil buah tersebut ditandai. Orang yang mengambil buah tadi harus menjadi target operasi penjualannya. Sehingga mau ga mau orang yang ngambil tadi harus membeli buahnya.
Bahkan sambil memaksa maksa dan membisiki telinga sambil mengancam, penumpang harus mengeluarkan uang demi membeli buah-buahan yang dijajakannya. Sungguh hal yang menegangkan bagi penumpang yang tidak mau membeli buah. Bahkan kalo ada orang yang menonton TV atau sekedar ingin melihat pemandangan di luar jendela bus malah dikata-katai yang tidak enak. Wuih sungguh menyebalkan.
Ya... selama POLISI masih membebaskan orang jahat, maka manusia di bumi Indonesia ini semakin menggeliat untuk melakukan kejahatan. Pusat kejahatan ada pada POLISI, karena POLISI memang memelihara orang jahat. Mereka malah melindungi para pembuat keonaran dan kejahatan. Toh setelah ditangkap, asal ada uang jaminan meraka akan bebas melakukan kejahatan kembali. Supremasi hukum yang aneh.
Kembali ke Warbek, bahwa selama perjalanan naik bus murah kita harus selalu waspada dan berhati-hati. Karena perjalanan tidak selalu menyenangkan.