Rabu, 28 Januari 2009

Perjalanan Menuju Cinungku

Jika sekarang aku hidup di Jakarta Raya yang katanya Ibu Kota Negara Republik Indonesia, maka jika aku pulang ke Cinungku harus naik bus menuju Subang. Jurusan bus itu adalah Kampung Rambutan - Subang atau Lebak Bulus - Subang. Sedangkan nama busnya antara lain Warga Baru atau Kramat Djati. Sedangkan ongkos bus tersebut sebesar Rp. 17.000 s.d. Rp. 17.500 (kisaran ongkos pada Januari 2009).

Saat ini aku berada di antara daerah Ragunan - KKO Cilandak. Jika aku pulang maka aku naek angkot menuju perempatan KKO Cilandak di atas tol termahal di Jakarta Selatan. Lalu aku naek bus Kopaja 605 atau Koantas Bima 509 menuju Kampung Rambutan. Ongkos dari Perempatan KKO Cilandak sampai Jalan Baru adalah Rp. 3000 (kisaran ongkos pada Januari 2009). Lho, mengapa tidak turun di Terminal Kampung Rambutan??? Jawab: Soalnya Terminal Kampung Rambutan sangat rawan dari Pencopet dan Penodong. Aku punya pengalaman buruk di Kampung Rambutan, waktu itu aku duduk di kursi paling belakang di Bus Warga Baru kelas ekonomi. Lalu pada saat bus mulai berjalan merayap, sekelompok pengamen naek sekitar 8 orang dan menodongkan topi mereka di dada aku. Aku merasa tertekan, lalu aku keluarkan uang Rp. 1000. Eh ternyata mereka ga mau pergi, tapi setelah sekian lama, merekapergi juga. Setelah aku cek uang ongkos di saku kemeja aku, uangku sudah raib. Untung aja dompet dan hapeku masih tersimpan aman.

Dari Jalan Baru, aku menunggu bus jurusan Subang. Di sana aku harus jaga diri (mawas diri) apabila ada copet mendekat atau penodong atau penipu jenis lain. Apabila bus sudah ada, aku buru-buru naek. Lalu bus akan menuju Cawang untuk mencari penumpang lainnya. Di Cawang aku juga harus mawas diri agar tidak terjerat oleh penjahat yang sampai saat ini masih berkeliaran bebas. Katanya polisi sudah melakukan pengamanan di seluruh daerah rawan kejahatan?? Jawaban: Penjahat itu sudah memberikan tulang yang digigit oleh polisi agar polisi pergi jauh tidak menangkap penjahat lagi. Biasanya bus akan mengetem selama -+ 30 menit, waktu segitu serasa di neraka aja, soalnya banyak pedagang yang suka memaksa dan pengamen yang suka menodong. Tapi semuanya kunikmati agar wajahku tetap awet muda. Jika aku pikirkan pasti aku akan tampak tua sekali.

Setelah dari Cawang, maka bus akan langsung masuk tol Cikampek. Selama di tol itulah saat yang aman, para pengamen dan pedagang sudah berkurang. Tapi harus tetap siaga, karena biasanya ada saja pedagang buah-buahan atau dodol yang suka memaksa penumpang agar membeli dagangan mereka.

Perjalanan menuju Subang sangatlah lama, sekira 3 jam 40 menit 2 detik. Itu waktu perjalanan standar, tidak cepat dan tidak lambat. Selama di bus, aku bisa tidur atau menikmati pemandangan alam. Bus akan berhenti menurunkan penumpang di Kota Subang. Dari kota Subang, aku naek Elf atau Angkot menuju Ciater. Ciater merupakan tempat wisata pemandian air panas. Mungkin familiar bagi Anda yang pernah menuju sana.

Tarif dari Subang menuju Ciater sekira Rp. 6000 (estimasi Januari 2009). Angkot yang kunaiki biasanya berjalan lambat. Ya sekira 50 menit aku berada dalam angkot itu. Angkot akan menurunkanku di Desa Palasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.

Dari Palasari, aku menaiki ojeg agar mengantarku ke Kampung Cinungku. Rumahku adalah rumah paling awal di Kampung Cinungku. Apabila berkenan mampir ke rumahku, letaknya dekat sekali dengan sungai yang di atasnya terdapat gapura selamat datang ke Kampung Cinungku. :)

4 komentar:

  1. Saya anak mang momo cinungku

    BalasHapus
  2. Saya anak mang momo cinungku

    BalasHapus
  3. Cinungkunya yg d sumedang jabar y, trus yg ada situs pninggaln blanda y, itu lho bngunn yg brbntuk sperti bundarn .

    BalasHapus
  4. Aq pnya teman lho d cinungku, bsa g bntuin aq nyariin dia,

    BalasHapus